Senin, 23 Agustus 2010

YANG CANTIK YANG BERAKHLAK

Keinginan untuk cantik tampak menjadi impian hampir semua orang. Boleh jadi kita pun sangat memperhatikan detil penampilan. Siapa sih yang tidak mau cantik? Hampir tiap wanita menginginkan dirinya terlihat cantik dan menarik. Cantik: menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah indah,elok dan rupawan. Cantik itu memang relatif. Definisi kecantikan selalu berubah menurut waktu dan tempat. Sebagian mengatakan wanita yang berkulit putih itu cantik, sementara sebagian yang lain mengatakan yang cantik adalah yang berkulit sawo matang. Sebagian lagi berpendapat orang cantik itu adalah yang tinggi seperti para elit model, padahal ada sebagian yang lain justru mengatakan bahwa yang cantik itu adalah wanita yang kecil imut-imut. Jika kita menyebut kata cantik dimata pria pasti identik dengan Tinggi, Seksi, Mulus, Montok dan segala kesempurnaan yang ada di diri wanita. Sebenarnya apa sih yang dilihat pria dari seorang wanita, apa hanya cantik? Tubuh seksi? Atau bahkan status social (harus dari kalangan tertentu mungkin??). Tanyakanlah kepada setiap wanita tentang perasaan mereka ketika dipuji dengan kata cantik. Pasti, tidak semua orang (walaupun mungkin hanya sebagian kecil) akan bahagia ketika dipuji seperti itu. Karena ternyata, ketika kita renungkan lebih jauh, tidak selalu pujian itu mengatakan hal yang sebenarnya. Itu akan sangat tergantung dengan orang yang mengucapkan, keadaan ketika kata itu terlontar, ekspresi wajah dan gerak tubuh dari sang pemuja, konteks kalimat itu sendiri, kalimat yang mengiringi pujian itu, dan sebagainya. Bisa jadi seseorang menyebut kita cantik hanya untuk menghibur hati yang sedih, atau ingin mengambil hati untuk sesuatu sebab, atau malah ingin menyindir, atau memang karena hal itu adalah suatu kebenaran.

Jangan besar kepala ketika ada seseorang yang menyanjung kita dengan pujian cantik. Jangan pula berkecil hati ketika tidak pernah ada yang memuji kita seperti itu. Toh, itu semua adalah ujian. Apakah kecantikan (atau ketidakcantikan) itu akan membawa kita lebih dekat kepada-Nya, ataukah justru akan menjadi fitnah besar yang menyeret kaki kita ke jurang kenistaan.

Ketika pujian itu terlontar, ucapkanlah alhamdulillah, karena memang segala pujian itu hanya layak dialamatkan kepada-Nya, Sang Penyempurna segala kejadian. Lalu… segeralah beristighfar! Karena pujian itu bisa jadi akan melintaskan rasa sombong (walaupun mungkin orang lain tidak bisa melihat kesombongan itu). Segera beristighfar!!

Sementara ketika pujian itu tidak juga terlontar, atau justru terlontar kepada orang selain kita, ucapkanlah juga alhamdulillah… Karena mungkin Allah sedang hendak menguji rasa syukur kita… Rasa syukur atas apa yang ada, juga rasa syukur atas kesempurnaan kejadian kita. Ingatkah firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin: 4)

Berbahagialah kalian ketika kecantikan itu bukan sekedar menghiasi wajah, tapi terutama hati dan akhlak kita. Karena kecantikan fisik pasti akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Tapi kecantikan hati dan akhlak, itulah yang akan bersinar dan terus dikenang oleh orang-orang di sekitar kita. Wallahualam bish showab.

Allahumma kamaa hassanta khalqii, fahassin khuluqii.
Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadian (fisik) ku, maka perindah pulalah akhlakku..(HR. Ahmad)

Seorang laki-laki yang berhati besar, tidak akan melihat kecantikan sebagai faktor yang paling utama dalam memilih wanita sebagai teman hidupnya. Karena, kecantikan bukanlah parameter yang bisa di unggulkan. Di balik seraut wajah,ada bermacam rahasia. Yang cantik belum tentu yang terbaik untuk dirinya. Dan yang terbaik bagi dirinya, tidak harus cantik sempurna.

Seorang laki-laki yang beriman, akan menilai wanita dengan penuh kedewasaan, kematangan, dan keimanan. Karena ia menyadari bahwa kecantikan yang dimiliki wanita hanyalah sebagai iradah karunia Allah. Wanita tersebut cantik atau tidak cantik adalah ketetapan Allah. Ia akan menilai wanita sebagaimana Allah menilainya. Yaitu berdasarkan iman dan takwanya.

Sungguh, wajah wanita yang bercahanya karena kekhusyukan dan ketakwaannya jauh lebih memikat karena membawa efek ketenangan dan kesejukan, daripada wanita yang cantik jelita tapi suram tak bercahaya. Maka laki-laki yang melihat dengan hatinya bukan sekedar pandangan mata tidak akan tertipu dalam menilai seraut wajah.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com